WELCOME TO MY WORLD!!!

Rabu, 24 Oktober 2012

AGENDA MEDIA DAN PERUBAHAN SOSIAL STUDI PERAN MEDIA DALAM KASUS WIKILEAKS DI THE AGE DAN SIDNEY MORNING HERALD

AGENDA MEDIA DAN PERUBAHAN SOSIAL STUDI PERAN MEDIA DALAM KASUS WIKILEAKS DI THE AGE DAN SIDNEY MORNING HERALD Kelompok 1 KPI 6C DIDIT HADI DODDY RAHMAT HIDAYAT (108051000199) GIN GIN GINANJAR (108051000093) HERDINA ROSIDI (108051000076) RIA MARIYANA ULFAH SITI AISYAH PRATIWI (108051000033) JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011   BAB I PENDAHULUAN Media merupakan sesuatu yang sangat penting untuk khalayak. Karena media merupakan sumber informasi penting, maka khalayak juga menganggap itu penting. Di zaman sekarang ini, media terus bersaing untuk mendapatkan rating yang kuat dari masyarakat. Disebabkan adanya kepentingan komersil media itu sendiri. Melihat beberapa pekan yang lalu dua media raksasa Australia The Age dan Sydney Morning Herald Merilis tentang kasus pembocoran situs wikileaks yang memberitakan isu kepemerintahan Indonesia serta menyeret beberapa tokoh penting Indonesia. Isi informasi tersebut adalah tentang masa kepemerintahan SBY. Situs yang sempat menghebohkan beberapa negara khususnya Indonesia, menjadi buah bibir yang kerap kali menjadi ajang pembicaraan masyarakat. Pemberitaan ini memberikan pengaruh terhadap masyarakat, yakni, pada sebuah pembentukan opini public. Contohnya, yakni isu yang menyebutkan mengenai pemberitaan SBY terkait dengan dugaan korupsi serta adanya penyelewengan kekuasaan yang dimuat pada situs wikileaks. Ini merupakan sebuah persoalan yang cukup rumit, karena pada saat situs ini mulai menyebar, SBY juga sedang mengalami masalah kepemerintahannya. Jika ditelaah lebih kritis, mengapa wikileaks ini muncul secara tiba-tiba, padahal sebelum-sebelumnya pemberitaan ini sudah ada namun tidak jelas isu pembenaran dan keberadaannya. Masyarakat yang dulunya dianggap sebagai orang awam, kini perlahan mulai melihatkan keaktifannya, ini dikarenakan media berpengaruh pada khalayak sehingga secara tidak langsung khalayak ikut serta dalam pemberian respon isu pemberitaan. Khususnya pada masalah yang saat ini sedang terjadi, yakni, wikileaks. Hal yang perlu disinggung lagi yakni, motif dari pembocoran dokumen-dokumen negara pada situs wikileaks.   BAB II KASUS Melihat beberapa pekan lalu, media Australia Sydney Morning Herald dan The Age memberitakan tentang pembocoran situs Wikileaks yang didalam situsnya menyebutkan, Susilo Bambang Yudhoyono melakukan intervensi terhadap penyelidikan dugaan korupsi yang diduga dilakukan Taufik Kiemas. Ada juga informasi soal mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang disebut menggelontorkan uang miliaran rupiah demi memenangkan kursi Ketua Umum Golkar pada 2004. Selain itu, Wikileaks juga menyeret Ibu Negara Ani Yudhoyono menggunakan posisi politiknya untuk mengumpulkan kekayaan. Pada pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh situs yang dirintis Assange tersebut layakkah informasi tersebut dipercaya? Apakah informasi-informasi yang di terbitkan oleh kedua media raksasa Australia tersebut hanya omong kosong atau hanya ingin membuat krisis di Negara kita. Dan ketika isu tersebut beredar didunia maya maupun di TV, SBY bungkam dan hanya mengelak isu wikileaks tersebut. Dan mengapa Wikileaks menaruh server di Swedia? Seperti yang kita lihat kedua media cetak Australia tersebut sangat memojokkan SBY dan beberapa pejabat penting indonesia. Mereka menyebut SBY sebagai “ABUSED POWER”, namun apakah sedang buruknya hubungan diplomatik Indonesia dengan Australia? Dan Bergulirnya isu bersamaan dengan kunjungan Wakil Presiden Boediono ke Canberra untuk berunding dengan pelaksana Perdana Menteri (PM) Australia Wayne Swan. Melihat semua isu-isu yang dipaparkan diatas, apakah isu-isu tersebut dianggap penting oleh masyarakat? Dan apakah isu tersebut akan memberi perubahan bagi Indonesia? Malahan ketika berita tersbut sedang panas-panasnya disiarkan oleh media TV, seperti ada pengalihan isu dengan berita bom buku yang menyerang Ulil Abshor, mengapa kasus wikileaks yang menjadi sorotan masyarakat tidak diexpose kembali berita tersebut. Ini menjadi teka-teki bagi kami.   BAB III PEMBAHASAN  AGENDA SETTING Maxweel McCombs dan Donald Shaw adalah orang yang pertama kali mengemukakan istilah “agenda setting” (1972) dan mereka menyebut skandal Watergate merupakan contoh sempurna fungsi agenda setting media massa. Pada bulan juni 1972, lima pria yang tidak dikenal dengan motif yang belum jelas menyusup ke dalam kantor pusat Partai Demokrat (Democratic National Communitter) dan mengambil beberapa dokumen milik partai. Peristiwa di Amerika Serikat (AS) itu kemudian muncul sebagai berita kecil seukuran dua paragraph di surat kabar Washington post. Pada waktu itu, tidak ada yang peduli dengan berita kecil tersebut karena menggapnya sebagai peristiwa pencurian biasa saja, namun redaktur berita Ben Bradlee dan reporter Bob Woodward serta Carl Brenstein memberikan perhatian khusus kepada peristiwa tersebut . Presiden Richard Nixon ketika itu yang diminta komentarnya menyatakan berita itu sebagai peristiwa pencurian biasa yang dilakukan maling kelas teri dan karenanya tidak penting, namun beberapa bulan setelah berita itu muncul untuk pertama kali, banyak orang mulai menyadari bahwa peristiwa itu bukanlah berita. Pada bulan April 1973, jumlah orang yang tertarik mengikuti peristiwa itu mencapai 90%, dan ketika stasiun televisi melakukan siaran langsung dari gedung Senat yang tengah menggelar rapat dengan pendapat untuk menyelidiki peristiwa tersebut, dapat dikatakan setiap orang dewasa di Amerika mengetahui peristiwa yang terkenal dengan sebutan skandal Watergate itu. Enam bulan kemudian, Presiden Nixon mencoba membantah bahwa dirinya terlibat. “saya bukan seorang bajingan,” katanya. Namun, pada tahun 1974, untuk pertama kalinya dalam sejarah, presiden Amerika Serikat dipaksa mundur dari jabatannya karena masyarakat dan para politisi ketika itu sudah mengambil keputusan bahwa ia (Nixon) memang bajingan. Peristiwa kecil yang awalnya dianggap tidak penting itu kemudian berubah menjadi salah satu skandal terbesar dalam sejarah politik Amerika. Bryant Thompson (2002) mengemukakan contoh lain fungsi agenda setting media massa dengan memberikan ilustrasi imajiner tentang suatu kota yang tengah melaksanakan pemilihan walikota, namun media lokal ternyata tidak memiliki isu penting yang dapat dijadikan bahan perdebatan untuk menilai kualitas para kandidat, media hanya membahas hal-hal sepele seputar kepribadian para calon. Salah satu televisi lokal kemudian mencoba mengangkat topik mengenai kemacetan lalu lintas di dekat stasiun TV tersebut yang disebabkan terbengkalianya proses perbaikan jalan. Pemilik stasiun TV meminta bagian pemberitaan untuk meliput kemacetan tersebut dan meminta tanggapan dari dua orang calon walikota yang tengah berkampanye. Ketika berita tersebut ditayangkan, beberapa stasiun TV dan media lainnya ikut mengangkat topik tersebut. Berita mengenai jalan rusak itu kemudian manjadi salah satu topik dalam kampanye pemilihan walikota, masing-masing calon mengusulkan gagasan terbaiknya mengenai cara mencari dana untuk memperbaiki jalan. Masalah jalan rusak itu pada akhirnya menjadi isu penting dalam kampanye walikota, dan hal itu semata-mata disebabkan karena pemilik stasiun menginginkan perbaikan jalan dapat diselesaikan secara cepat. Hubungan yang kuat antara berita yang disampaikan media sebagaimana dua contoh tersebut dengan isu-isu yang dinilai penting oleh publik merupakan salah satu efek media massa yang paling popular yang dinamakan dengan agenda setting. Denis McQuail (2000) mengatakan bahwa istilah “agenda setting” diciptakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw (1972,1993), dua peneliti dari Universitas North Carolina, yang menjelaskan gejala atau fenomena kegiatan kampanye pemilihan umum yang telah lama diamati dan diteliti oleh kedua sarjana tersebut. penelitian tersebut merupakan tonggak awal perkembangan teori agenda setting. E.M. Griffin (2003) menyatakan bahwa McCombs dan Donald Shaw meminjam istilah ‘agenda setting’ dari sarjana ilmu politik Bernard Cohen (1963) melalui laporan penelitiannya mengenai fungsi khusus media massa. Dalam penelitiannya itu, Cohen mengemukakan pernyataan yang terkenal yang sering disebut sebagai mantra dari agenda setting. The mass media may not successful in telling us what to think, but they are stunningly successful in telling in telling us what to think about ( media massa mungkin tidak berhasil mengatakan kepada kita apa yang harus difikirkan, tetapi mereka sangat berhasil untuk mengatakan kepada kita hal-hal apa saja yang harus kita fikirkan) Dearing dan Rogers (1996) mendefinisikan agenda setting sebagai persaingan terus menerus diantara berbagai isu penting untuk mendapatkan perhatian dari para pekerja media, publik dan penguasa) Jennings Bryant dan Susan Thompson (2002) menyatakan agenda setting adalah hubungan yang kuat antara berita yang disampaikan media dengan isu-isu yang dinilai penting oleh publik. Maxwell McCombs dan Donald Shaw menyatakan bahwa media massa memiliki kemampuan memindahkan hal-hal yang penting dari agenda berita mereka menjadi agenda publik. Kita menilai apa saja yang dinilai penting oleh media. Dalam hal ini, McCombs dan Donald Shaw tidak menyatakan bahwa media secara sengaja berupaya mempengaruhi publik, tetapi publik melihat kepada para professional yang bekerja pada media massa untuk meminta petunjuk kepada media ke mana publik harus memfokuskan perhatiannya.  Agenda media Menurut Everet Rogers dan James Dearing (1988), agenda setting merupakan proses linear yang terdiri atas tiga tahap, yang terdiri atas agenda media, agenda publik, dan agenda kebijakan. • Penetapan agenda media (media agenda), yaitu penentuan prioritas isu oleh media massa. • Media agenda dalam cara tertentu akan memengaruhi atau akan berinteraksi dengan apa yang menjadi pikiran publik maka interaksi tersebut akan mengahasilkan ‘agenda publik’ (public agenda). • Agenda publik akan berinteraksi sedemikian rupa dengan apa yang dinilai penting oleh pengambil kebijakan, yaitu pemerintah, dan interaksi tersebut akan menghasilkan agenda kebijakan (policy agenda). Agenda media akan memengaruhi agenda public dan pada gilirannya, agenda publok akan memengaruhi agenda kebijakan. Walaupun sejumlah studi menunujukan bahwa dapat memiliki kekuatan sangat besar dalam memengaruhi agenda public, namun tidaklah jelas apakah agenda public juga memengaruhi agenda media. Dalam hal ini, hubungan yang terjadi cenderung bersifat nonlinear atau saling memengaruhi (mutual) dibandingkan linear. Lebih jauh, peristiwa-peristiwa besar (seperti bencana) memberikan efek pada agenda public maupun agenda media. Penelitian yang dilakukan oleh Brosius dan Kepplinger (1990) terhadap program televise di Jerman menemukan bahwa media dapat memengaruhi agenda public dalam wilayah tertentu, namun sebaliknya kesadaran public juga memengaruhi media dalam wilayah lainnya. Intensitas dan jumlah berita yang disampaikan media akan menetukan seberapa jauh pengaruh televisi dalam menciptakan kesadaran public terhadap suatu isu. Namun, sebaliknya, kesadaran public juga memengaruhi isi media ketika perhatian public terhadap suatu isu tertentu meningkat terus menerus secara konsisten. Penelitian oleh Brosius dan Kepplinger menemukan adanya peran early recognizer, yaitu orang-orang yang terlebih dahulu mengetahui atau mengenali suatu isu yang penting bagi masyarakat dan menyebarluaskan isu tersebut kepada orang lain. Penelitian mengenai sumber-sumber berita yang menentukan agenda media telah meanrik perhatian banyak peneliti belakangan ini. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Wanta dan Foote (1994) yang meneliti pengaruh agenda presiden terhadap agenda media di Amerika. Kedua peneliti mempelajari berbagai berita utama (headlines) yang diberitakan media dalam periode sebulan sebelun dan sesudah pidato kenegaraan presiden (president’s states of the union address) yang diadakan setiap tahun. Diketahui ada 16 isu yang disampaikan presiden dalam pidatonya. Ke-16 isu tersebut kemudian kemudian dibandingan dengan isu yang disampaikan media sebelum dan sesudah pidato dilaksanakan, hasilnya menunjukan bahwa laporan agenda media sangat dipengaruhi oleh agenda presiden. McComb menyatakan current thinking of news selection focuses on the crucial role of public relations professionals working for government agencies, corporations and interest groups. Even prestigious newspaper with large investigative staff as the Washington Post and the New York Times get over half of what they print straight from press release and press conferences (pemikiran saat ini mengenai pemilihan berita memberikan perhatian pada peran penting para humas professional yang bekerja pada berbagai badan pemerintahan, korporasi dan kelompok-kelompok kepentingan. Bahkan surat kabar bergengsi yang memiliki staf invedtigasi besar seperti Washington Post dan New York Times mendapatkan dan mencetak lebih dari separuh berita mereka langsung dari siaran pers atau jumpa pers). Stephen Reese menyatakan bahwa agenda media merupakan hasil tekanan yang berasal dari luar dan dari dalam itu sendiri. Dengan kata lain, agenda media sebenarnya terbentuk berdasarkan kombinasi sejumlah factor yang memberikan tekanan kepada media misalnya seperti proses penentuan program internal, keputusan redaksi dan manajemen, serta berbagai pengaruh individu tertentu, pengaruh pejabat pemerintahan, pemasang iklan dan sponsor. Efek dalam agenda setting biasanya terdiri atas efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effects). Efek langsung berkaitan dengan isu, apakah isu bahwa SBY melakukan abuse of poweritu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak. Lalu mana yang akan dianggap paling penting menurut khalayak (salience). Kekuatan media dalam membentuk agenda public sebagian tergantung pada hubungan media bersangkutan dengan pusat kekuasaan. Jika media memiliki hubungan yang dekat dengan kelompok elit masyarakat, maka kelompok tersebut akan mempengaruhi agenda media dan pada gilirannya juga akan memengaruhi agenda public. Pada umumnya, para pendukung teori kritis percaya bahwa media dapat menjadi atau biasanya menjadi instrumen ideoloogi dominan masyarakat, dan bila hal ini terjadi, maka ideology dominan itu akan memengaruhi agenda public. Dalam hal ini, terdapat empat tipe hubungan kekeuasaan (power relation) antara media massa dengan sumber-sumber kekuasaan di luar media, khususnya pemerintah/penguasa.  Perubahan Sosial Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru. Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-apek sebagai berikut: • Perubahan pola pikir masyarakat Perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya di sekitarnya yang berakibat terhadap pemetaraan pola-pola pikir baru yang dianut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap yang modern. • Perubahan perilaku masyarakat Perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sistem sosial, di mana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru, seperti perubahan perilaku pengukuran kinerja suatu lembaga atau instansi. • Perubahan budaya materi Perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat, seperti model pakaian, karya fotograpi, karya film, teknologi, dan sebagainya yang terus berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Tahapan Transisi Sosiologis • Fase Primitif Pada fase primitif masyarakat memulai kehidupan mereka di mana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia. • Fase Agrokultural Ketika linkungan alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan terhadap manusia, termasuk juga karena populasi manusia mulai banyak, maka pilihan budayanya adalah bercocok tanam di suatu tempat dan memanen hasil pertanian itu serta berburu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. • Fase Tradisional Dalam fase tradisional, masyarakat hidup dengan menetap di suatu tempat yang dianggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat, seperti di pinggir sungai, di pantai, di lereng bukit, di dataran tinggi, di dataran rendah yang datar, dan sebagainya. • Fase Transisi Pada fase transisi penggunaan media informasi sudah hampir merata. Namun secara geografis, masyarakat transisi berada di pinggiran kota serta hidup meraka masih secara tradisional, termasuk pola pikir dan sistem sosial lama masih silih berganti digunakan dan mengalami penyesuaian dengan hal-hal yang baru dan inovatif. • Fase Modern Fase modern ditandai dengan peningkatan kualitas perubahan sosial yang lebih jelas meninggalkan fase transisi. Kehidupan masyarakat sudah kosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol, profesionalisme di segala bidang dan penghargaan terhadap profesi menjadi kunci hubungan-hubungan sosial diantara elemen masyarakat. • Fase Postmodern Fase postmodern adalah masyarakat modern dengan kelebihan-kelebihan tertentu di mana kelebihan-kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta pandangan-pandangan mereka terhadap diri dan lingkungan sosial yang berada dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu. Sifat-sifat yang menonjol dari masyarakat postmodern adalah: Memiliki pola hidup nomaden, artinya kehidupan mereka yang terus bergerak dari satu tempat ke tempat lain menyebabkan orang sulit menemukan mereka dan tempat tinggal menetapnya. Hal ini disebabkan karena kesibukan mereka dengan berbagai usaha dan bisnis, akhirnya mereka bisa saja memiliki rumah di mana-mana di dunia ini. Secara sosiologis mereka berada pada titik nadir, antara struktur dan agen, yaitu pada kondisi tertentu orang postmodern patuh pada strukturnya, namun pada sisi lain ia mengekspresikan dirinya sebagai agen yang mereproduksi struktur. Manusia postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka melebihi apa yang mereka anggap berharga dalam hidup mereka, dengan demikian kegemaran spesifik mereka menjadi aneh-aneh dan unik. Kehidupan pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern menjadi sangat sekuler, memiliki pemahaman nilai-nilai sosial yang subjektif dan liberal sehingga cenderung terlihat sangat mobile pada seluruh komunitas masyarakat dan agama serta berbagai pandangan politik sekalipun. Pemahaman orang postmodern yang bebas pula menyebabkan mereka cenderung melakukan gerakan back to nature, back to village, back to traditional atau bahkan back to religi, namun karena pemahaman mereka yang luas tentang persoalan kehidupan, maka “gerakan kembali” itu memiliki perspektif dengan orang lain yang selama ini sudah dan sedang ada di wilayah tersebut.  SYDNEY MORNING HERALD The Sydney Morning Herald (SMH) adalah sebuah surat kabar broadsheet harian yang diterbitkan oleh Fairfax Media di Sydney, Australia. Edisi Minggu, The Sun-Herald, diterbitkan dalam format tabloid. Didirikan tahun 1831 dengan nama Sydney Herald, SMH adalah suratkabar yang terus beroperasi tertua di Australia. SMH telah menjadi sebuah suratkabar konservatif sebagaimana yang dikatakan bahwa SMH tidak mendukung Partai Buruh Australia pada pemilihan apapun hingga 1984 atau di pemilihan negara bagian hingga 2003. Perusahaan induknya, Fairfax, dipimpin oleh bekas anggota partai Liberal, Ron Walker. Suratkabar ini dalam beberapa tahun terakhir berusaha untuk melakukan kampanye politik, termasuk "Campaign for Sydney" (perencanaan dan transportasi) dan "Earth Hour" (lingkungan).  THE AGE The Age adalah sebuah surat kabar harian yang diterbitkan di Melbourne, Australia dan merupakan salah satu dari dua koran lokal besar selain Herald Sun. Diterbitkan sejak tahun 1854, The Age berbentuk broadsheet dan umumnya dipandang sebagai surat kabar yang memuat berita-berita yang lebih serius dibandingkan dengan Sun. Didalam harian Australia, The Age, pada Jumat (11/3/2011) memuat berita utama tentang penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Laporan harian itu berdasarkan kawat-kawat diplomatik rahasia Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang bocor ke situs WikiLeaks. Kawat-kawat diplomatik tersebut, yang diberikan WikiLeaks khusus untuk The Age, mengatakan, Yudhoyono secara pribadi telah campur tangan untuk memengaruhi jaksa dan hakim demi melindungi tokoh-tokoh politik korup dan menekan musuh-musuhnya serta menggunakan badan intelijen negara demi memata-matai saingan politik dan setidaknya seorang menteri senior dalam pemerintahannya sendiri. Laporan-laporan diplomatik AS tersebut mengatakan, segera setelah menjadi presiden pada tahun 2004, Yudhoyono mengintervensi kasus Taufiq Kiemas, suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Yudhoyono dilaporkan telah meminta Hendarman Supandji, waktu itu Jaksa Agung Tindak Pidana Khusus, menghentikan upaya penuntutan terhadap Taufiq Kiemas untuk apa yang para diplomat AS gambarkan sebagai "korupsi selama masa jabatan istrinya". Melihat di “detikcom dari situs theage.com.au,” The Age membertitakan bahwa Presiden SBY menyesalkan pemberitaan tentang dirinya tersebut. Ditulis juga, SBY menilai bahwa koran Australia tersebut telah melanggar kode etik jurnalisme universal, dengan memuat berita tanpa meminta tanggapannya terlebih dulu. "The President is absolutely not happy with the false coverage, full of lies, run in The Sydney Morning Herald and The Age. The content is full of sensation and disrespect, full of nonsense," ujar Daniel seperti dikutip The Age. Selain memuat bantahan pihak Istana, The Age juga menuliskan penyesalan pihak Kedubes AS di Indonesia terhadap pemberitaan ini. Hal ini, menurut The Age, meupakan tanggapan dari sikap Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa yang menyampaikan protes keras kepada Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel.  SEPUTAR WIKILEAKS Beberapa pekan yang lalu negara kita sempat dihebohkan dengan isu pemberitaan wikileaks. Wikileaks merupakan organisasi internasional yang membobol dokumen-dokumen rahasia diplomatik negara-negara yang bermarkasnya di Swedia. Situs tersebut diluncurkan tahun 2006. Direktur Wikileaks adalah seorang jurnalis dan hacktivis (aktifis internet) yang berasal dari Australia, Julian Assange. Artikel koran dan majalah The New Yorker mendeskripsikan Julian Assange, seorang jurnalis dan aktivis internet Australia, sebagai direktur Wikileaks. Situs Wikileaks menggunakan mesin MediaWiki. WikiLeaks telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk New Media Award dari majalah Economist untuk tahun 2008. Pada bulan Juni 2009, WikiLeaks dan Julian Assange memenangkan UK Media Award dari Amnesty International (kategori New Media) untuk publikasi tahun 2008 berjudul Kenya: The Cry of Blood – Extra Judicial Killings and Disappearances, sebuah laporan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya tentang pembunuhan oleh polisi di Kenya. Pada bulan Mei 2010, New York Daily News menempatkan WikiLeaks pada peringkat pertama dalam "situs yang benar-benar bisa mengubah berita". Pada Juli 2010, situs ini mengundang kontroversi karena pembocoran dokumen Perang Afganistan. Selanjutnya, pada Oktober 2010, hampir 400.000 dokumen Perang Irak dibocorkan oleh situs ini. Pada November 2010, WikiLeaks mulai merilis kabel diplomatik Amerika Serikat Kali ini, wikileaks.org mempublikasikan dokumen-dokumen kawat diplomatik yang bersumber dari 274 kedutaan besar Amerika Serikat di berbagai belahan dunia, termasuk dari Departemen Luar Negeri AS. Jumlah dokumennya ada 251,287 buah dan, hingga hari ini, yang dirilis belum sampai 300 dokumen. WikiLeaks sejak didirikan pada tahun 2006 memang memproklamasikan diri sebagai gerakan transparansi radikal. Pada November 2010, WikiLeaks merilis 250 kawat diplomatik rahasia dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di sejumlah negara. Singkatnya gerakan mereka kerap dilabeli dengan sebutan hacktivism. Fenomena seperti ini dibahas panjang lebar oleh Richard A Clarke dan Robert K Knake dalam bukunya Cyber War (2010) sebagai serangan kontemporer yang harus diwaspadai bagi keamanan nasional. Sementara The Agenda Syney Morning Herald yang sama-sama berada di dalam naungan grup Fairfax Media merupakan media massa komersial yang tentu tak lepas dari kepentingan ekonomi dan politik dari komodifikasi isu terkait SBY ini. Asas kerja jurnalisme The Agenda Sydney Morning Herald tentunya adalah asas jurnalisme. Tentu,menjadi kewajiban yang melekat bagi kedua surat kabar Australia ini untuk memverifikasi data yang bersumber dari WikiLeaks dengan memberi peliputan yang cover bothside agar tak terjebak pada pembunuhan karakter, dramatisasi fakta maupun propaganda. Situs Wikileks ini menerbitkan dokumen-dokumen penting negara-negara dan merahasiakan sumbernya. Beberapa berita yang dimuat oleh situs wikileaks antara lain Belanda yang menyimpan nuklir titipan Amerika Serikat dan Raja Arab Saudi meminta Amerika Serikat untuk menyerang Iran, prediksi Lee Kwan Yew negarawan senior Singapura tentang Korea dan masa depannya, dan dokumen tentang seorang direktur di departemen pertahanan Amerika Serikat yang bertemu dengan asisten menteri luar negeri Amerika Serikat yang membicarakan tentang situasi pascakunjungan Hillary Clinton ke Jakarta 2009 lalu. Wikileaks membocorkan sedikit demi sedikit isi dokumen rahasia milik negara yang menyeretkan beberapa tokoh penting di Negara-negara. Sejumlah data rahasia negara-negara hasil dokumentasi Amerika Serikat telah tersebar di dunia maya, antara lain dokumen penting rahasia Amerika tentang Indonesia, dokumen sangat rahasia milik Amerika Serikat yang berkaitan dengan Prancis, Spanyol, data dan informasi negara Turki, dokumen rahasia Irak, dan masih banyak lagi. Adapun isu yang tersebar dokumen rahasia negara Indonesia antara lain tentang masa kepemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang berisi tentang penyelewengan kekuasaan maupun korupsi. Tidak hanya itu, hasil pemilu 2004 Indonesia juga dimuat di situs Wikileaks. BAB IV ANALISIS KASUS Informasi bocoran WikiLeaks hendaknya ditanggapi dengan bijaksana. Dan jangan cepat terpengaruh oleh pemberitaan tersebut. Khalayak seharusnya memiliki pemahaman bahwa intelijen di semua negara membangun informasi berikut analisis-analisisnya. Pemberitaan wikileaks dianggap benar apabila mereka memiliki data dan bukti yang kuat, data-data itu hanyalah data analisis yang belum memiliki legitimasi secara hukum. Tapi dijelaskan apabila media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media akan memengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting, seperti yang digambarkan Maxwell McCombs dan Donald L Shaw sebagai agenda setting. Markas besar Wikileaks adalah di Swedia. Mengapa demikian? Karena Swedia adalah negara dengan perlindungan hukum terbaik terhadap anonimitas dan kerahasiaan informasi di internet. Menurut kami, untuk menyikapi pemberitaan bocoran data WikiLeaks, Presiden SBY maupun pihak Istana jangan hanya mengelak dan mempertanyakan keakuratan data atas pembocoran situs Wikileaks tersebut. Karena menyangkal bukan jalan yang baik untuk suatu jawaban. Penyangkalan tanpa paparan yang jelas dari apa yang diisukan justru hanya akan mengundang kecurigaan dari khalayak dan membuat khalayak menjadi berasumsi diri bahwa isu tersebut adalah akurat. Akan tetapi alangkah baiknya pemerintah membuktikan kalau data Wikileaks tidak benar. Seharusnya SBY dan beberapa tokoh penting yang disebutkan oleh wikileaks meminta sesegera mungkin hak jawab atas pemberitaan yang dimuat harian The Age dan Sydney Morning Herald tersebut. Tapi bukan sekadar hak jawab saja, melainkan memberikan fakta dan data terkait dengan substansi sesuai dengan isu tersebut. Kemudian, selain memberi nota protes kepada Amerika Serikat melalui Duta Besar Amerika Serikat dengan Indonesia, Scot Marciel, pihak SBY juga melakukan klarifikasi sejelas-jelasnya. Seperti yang kita lihat kedua media cetak Australia tersebut sangat memojokkan SBY dan beberapa pejabat penting indonesia. Mereka menyebut SBY sebagai “ABUSED POWER”, menurut kami, hubungan diplomatik Indonesia dengan Australia kurang baik. Australia sangat agresif dengan Indonesia. Tetapi secara garis besar Australia sangat membutuhkan Indonesia, karena negara Australia memerlukan perekonomian dari negara Indonesia. Agenda media merupakan hasil tekanan yang berasal dari luar dan dari dalam itu sendiri. Dengan kata lain, agenda media sebenarnya terbentuk berdasarkan kombinasi sejumlah factor yang memberikan tekanan kepada media. Dalam hal lain, suatu isu yang diangkat media dan dianggap itu penting, maka khalayak menganggap berita itu penting. Media memiliki andil yang cukup kuat dalam mempengaruhi khalayak, karena apa yang disuguhkan oleh media, itulah yang dikonsumsi oleh masyarakat. Penyuguhan berita yang disiarkan dapat merubah pola pemikiran masyarakat, atau secara umumnya ialah, perubahan sosial terjadi akibat dari kegiatan aktif media, yang mana masyarakat selalu disuguhi berita-berita penting khususnya pemberitaan politik. Dan menurut kami khalayak mengaggap berita tentang pembocoran wikileaks itu penting, tetapi pada saat berita itu meruncing, mengapa berita tersebut tidak diekspose kembali oleh media, dan menurut kami ada pengalihan isu yang sengaja untuk menutupi isu wikileaks yang menyeret beberapa nama tokoh penting Indonesia. Seperti berita bom buku yang ditujukan kepada “Ulil Abshor” yang sempat heboh dan membuat masyarakat menjadi ketakutan. Kita cermati bahwa Ulil Abshor ini adalah salah satu Anggota Fraksi Partai Demokrat, bisa saja ini adalah salah satu strategi SBY untuk menutupi isu Wikileaks tersebut dari hadapan publik. Melihat dari jawaban-jawaban serta tudingan yang SBY katakan bahwa Wikileaks itu hanya omong kosong belaka, dan dia mengelak dengan alasan yang menurut kami kurang relevan, sepertinya ada kejanggalan dalam jawaban SBY, bisa saja pemberitaan wikileks itu memang benar. Harusnya apabila SBY merasa isu tersebut tidak benar dan mencoreng nama baiknya, ambillah sikap yang menunjukkan fakta-fakta serta data yang real bahwa berita itu memang tidak benar. Wikileaks memilki daya tarik tersendiri dalam isu pemberitaannya, karena wikileaks dinilai memiliki news value dengan pertimbangan rating berita. Dari mulai kasus contoh SBY, dokumen negara, bahkan dokumen-dokumen yang bersifat rahasia. Selain menjadi berita yang menghebohkan, wikileaks mampu menyedot perhatian masyarakat yang pada akhirnya terjadi perubahan sosial, yakni, perubahan cara berfikir, menganalisis berita, dan lebih kritis dalam menerima atau mendapat isu pemberitaan dari media. Masyarakat yang dulunya dianggap sebagai orang awam, kini perlahan mulai melihatkan keaktifannya, ini dikarenakan media berpengaruh pada khalayak sehingga secara tidak langsung khalayak ikut serta dalam pemberian respon isu pemberitaan. Khususnya pada masalah yang saat ini sedang terjadi, yakni, wikileaks. Hal yang perlu disinggung lagi yakni, motif dari pembocoran dokumen-dokumen negara pada situs wikileaks.   BAB V PENUTUP Jadi, yang paling penting di sini adalah, kedudukan media memiliki andil yang cukup kuat dalam mempengaruhi khalayak, karena apa yang disuguhkan oleh media, itulah yang dikonsumsi oleh masyarakat. Penyuguhan berita yang disiarkan dapat merubah pola pemikiran masyarakat, atau secara umumnya ialah, perubahan sosial terjadi akibat dari kegiatan aktif media, yang mana masyarakat selalu disuguhi berita-berita penting khususnya pemberitaan politik. Wikileaks memilki daya tarik tersendiri dalam isu pemberitaannya, karena wikileaks dinilai memiliki news value dengan pertimbangan rating berita. Dari mulai kasus contoh SBY, dokumen negara, bahkan dokumen-dokumen yang bersifat rahasia. Selain menjadi berita yang menghebohkan, wikileaks mampu menyedot perhatian masyarakat yang pada akhirnya terjadi perubahan sosial, yakni, perubahan cara berfikir, menganalisis berita, dan lebih kritis dalam menerima atau mendapat isu pemberitaan dari media. Kekuatan media dalam membentuk agenda public sebagian tergantung pada hubungan media bersangkutan dengan pusat kekuasaan. Jika media memiliki hubungan yang dekat dengan kelompok elit masyarakat, maka kelompok tersebut akan mempengaruhi agenda media dan pada gilirannya juga akan memengaruhi agenda public. Pada umumnya, para pendukung teori kritis percaya bahwa media dapat menjadi atau biasanya menjadi instrumen ideoloogi dominan masyarakat, dan bila hal ini terjadi, maka ideology dominan itu akan memengaruhi agenda public. Dalam hal ini, terdapat empat tipe hubungan kekeuasaan (power relation) antara media massa dengan sumber-sumber kekuasaan di luar media, khususnya pemerintah/penguasa. DAFTAR PUSTAKA Morissan, Corry Andi, Hamid Farid, TEORI KOMUNIKASI MASSA, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Maryani Eni, MEDIA DAN PERUBAHAN SOSIAL, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Bungin Burhan, SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA, Jakarta: Prenada Media Group, 2007. Soekanto Soerjono, SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR, Jakarta: Raja GRAFINDO Persada, 1990. Majalah GATRA, “Mafia VS Satgas Anti-Mafia”, tentang PENGAKUAN INTEL AMERIKA DI AFGHANISTAN, No.39 Tahun XVI Edisi 5-11 Agustus 2010. intelijen.http://id.news.yahoo.com/lptn/20101201/twl-ini-rincian-bocoran-wikileaks-deaf2f6.html. www.wikileaks.ch http://17-08-1945.blogspot.com/2011/03/koran-digital-gun-gun-heryanto.html   LAMPIRAN  RISET: 1. ABRAHAM ZAKY Semester 6 B Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi “Pada mulanya adalah ihwal pemberitaan penyalah gunaan wewenang oleh SBY di The Age dan Sydney Morning Herald, yang mana dua harian yang terbit di Australia itu mengambil sumber berita dari Wikileaks. Saya tidak bisa membaca secara terang isu ini. Apakah ini pengalihan isu atau hanya sedang buruknya hubungan Indonesia dan Australia. Entah ada agenda apa dibalik pemberitaan itu? Sejauh pengamatan saya, Wikileaks adalah situs berbahaya yang akan membuka rahasia-rahasia negara yang kontra demokrasi, rahasia itu berasal dari (klaim wikileaks) dari sumber terpercaya. 2. ENI WIBOWO Semester 6 A Jurusan Komuniksai dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi “Saya berpendapat bahwa isu pembocoran situs Wikileaks sangat wajar, karena mereka bebas mengeluarkan berita itu. Sebenarnya yang perlu ditindak lanjuti dan diperhatikan bukan hanya beritanya saja, tapi agenda apa yang ada dibalik pemberitaan tentang Indonesia yang mereka keluarkan. Apa karna ingin membuat suatu krisis di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar